sumber foto: fanpop.com |
You are never too old to watch Disney Movies :D saya termasuk salah satu penggemar film-film Walt Disney juga doong. Salah satu jenis film yang terkenal dari Walt Disney itu film-film Princess. Ada Princess Aurora, Snow White, Princess Belle, Princess Tiana, dan yang paling fenomenal Princess Cinderella. Dari mulai balita, remaja sampai remaja tua, senang nonton film-film tentang putri ini. Nah, tipikal jalan cerita film putri ini adalah si gadis, baik dia gadis biasa (bukan dari keturunan raja) maupun memang gadis yang mempunyai darah kerajaan, menikah dengan pangeran dan hidup bahagia selamanya. Indah sekali yah? Sayangnya kehidupan para putri itu yang mungkin menjadi obsesi dan mimpi sebagian orang -entah ada hubungannya atau tidak dengan kegemaran menonton film princess sejak kecil- sudah tidak sesuai dengan zaman kesetaraan gender sekarang.
sumber foto: iloveqatar.net |
Ada suatu -bukan penyakit kali yah- keadaan psikologis dimana seorang gadis dengan kisaran usia 21 sampai 25 mengharapkan akan ada "pangeran" yang menjemputnya menuju ke kebahagiaan, yang disebut Cinderella Complex. Penamaan Cinderella complex tentu saja ada hubungannya dengan film Cinderella. Pengidap Cinderella Complex memiliki ketakutan untuk berdiri sendiri, dia mendambakan perlindungan dari orang lain baik secara materil maupun non-materil. Penderita Cinderela complex biasanya merupakan tipe gadis manja, lemah, dan konvesional dimana dia menganggap bahwa seorang gadis sejatinya harus dimanjakan, dibahagiakan, bersikap manis dan lembut sehingga dia berpikir sosok "pangeran" yang elegan dan bergelimang harta dapat memberikan itu semua. Penyebab Cinderella complex ya kalau tidak karena kebanyakan nonton film-film putri (o.o) ya karena dia terlalu dimanjakan orang tuanya sehingga tingkat ketergantungnya kepada orang lain tinggi (Aduh, gawat).
Nah, sekarang kan musimnya kesetaraan gender, dimana wanita memiliki kedudukan yang sama (seenggaknya hampir sama -_-) dengan pria. Mungkin akan lebih baik jika kamu bisa mandiri tanpa terlalu menggantungkan diri kamu pada suami kamu kelak.
0 comments